English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 19 April 2010

Petruk Dadi Ratu

petruk dadi ratu
nyangga pincuk udut crutu
ratu suralaya
patuhe narada


yen lungguh
sikil jigang munggah meja
cengengas cengenges
tambur kon nabuh dewa

jreng jreng jreng jreng….
petruk dadi ratu
nyangga pincuk udut crutu
dewa dewa bingung
petruk ngaji mumpung

dipolne dipolne
nggone dadi jalwa tukung
mbendino mangan
nganti wetenge mlembung

jreng jreng jreng jreng….

petruk dadi ratu
nyangga pincuk udut crutu
dadi ra karuan
ilange tatanan


ukume kuasa
wekasan si bagong teka
si petruk digeret
bali dadi menungso

jreng jreng jreng jreng….

seorang Petruk mampu menunjukkan bahwa siapa saja bisa jadi Ratu. Bagi Petruk seorang Ratu bukan segalanya, kekuatan rakyat lah yang tidak dapat dikalahkan oleh segala macam senjata para Ratu atau Penguasa. Dan juga Petruk mampu mengajarkan kepada para Ratu dan Ksatria untuk bisa merasakan kehidupan rakyat nya dengan ijolan nggon -Petruk dadi Ratu, Ratu dadi kawula-. Dengan cara ini seorang Petruk ingin mengajarkan kepada Ratu dan para Ksatria nya ilmu yang sering dilupakan. Ilmu mendengarkan, ilmu ditindas dan ditindak sewenang-wenang, ilmu prihatin, ilmu tidak bisa bersuara, dan ilmu menghamba. Karena jika seorang Ratu dan para Ksatrianya sudah bisa mengerti ilmu tersebut, maka tidak akan susah hidup sederhana tanpa harta, tidak akan susah mendengarkan keluh kesah rakyatnya, tidak akan susah melihat kondisi ketidak adilan rakyatnya, dan tidak akan susah mikir apa yang dibutuhkan rakyatnya.dan juga seorang yang lahir dari golongan rendah namun pantas menjadi memimpin,kenapa tidak???

Dan ilange tatanan , yang dikarenakan dijungkir balikkan oleh Petruk bukannya tanpa alasan. Karena sesungguhnya aturan itu hanya aturan, hukum itu ya hanyalah sekedar hukum, dan tatanan hanyalah sekedar tatanan sebab tujuan sesungguhnya adalah manusianya. Jadi aturan, hukum, dan tatanan itu ya harus menunjang kesejahteraan dan kemauan rakyatnya. Buat apa aturan, hukum dan tatanan yang hanya makin menindas rakyatnya, itulah yang ingin ditunjukkan seorang Petruk.

Seorang kawula akan selalu ada, Ratu akan ada masanya dan akan berganti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar